IHSG mencatatkan penguatan tipis
14,40 poin (+0,28%) menuju 5.164,29 setelah rilis data ekonomi makro. Inflasi mom
November tercatat 1,5%, sedangkan secara tahunan sebesar 6,23%, nilai ini
masih sejalan perkiraan Bank Indonesia .
Kenaikan harga BBM belum berimbas banyak karena baru berdampak 12 hari terakhir
di bulan November. Sedangkan data surplus neraca perdagangan sebesar USD23,2 jt
yang rilis kemarin berhasil mengangkat sentimen pasar, karena sebelumnya pasar
masih beranggapan Indonesia
akan kembali mencatatkan defisit. Di
bursa regional Asia, data manufaktur China memberikan sentimen negatif akan
prospek perlambatan pertumbuhan. Purchasing Manager Index China berada
di 50,3, tipis di atas angka 50 yang merupakan garis batas antara ekspansi dan
kontraksi. Saham PetroChina Co. perusahaan minyak China terbesar tercatat turun
3,70%. HangSeng -2,58%, Shanghai -0,10%, Nikkei +0,75%. Bursa AS kembali turun
setelah sentimen pelemahan data penjualan Black Friday dan manufaktur
China membayangi sentimen rebound harga minyak dan ekspansi industri AS.
Saham sektor retail di S&P 500 jatuh setelah angka penjualan
ternyata di bawah perkiraan analis. Dow -0,29%, S&P 500 -0,68%, Nasdaq
-1,34%. Sama dengan bursa AS, bursa Eropa ditutup melemah setelah rilis data
aktifitas manufaktur di Jerman, Itali dan Perancis mencatatkan angka di bawah
50, menandakan kontraksi manufaktur di ketiga Negara tersebut. Data ini membuat
pasar pesimis karena prospek melemahnya inflasi dan pertumbuhan global. Stoxx
50 -0,55%, FTSE 100 -0,99%, CAC40 -0,29%.
Untuk hari ini kami perkirakan
IHSG akan bergerak menguat melanjutkan momentum data makro kemarin.
Support IHSG 5.071 - 5.100;
Resistance 5.185 - 5.200
Rekomendasi Teknikal:
Sell on strength: BMTR, UNVR
Buy on weakness: AISA, SRIL
No comments:
Post a Comment